Postingan

Puisi Merdeka atau Mati

Gambar
  Merdeka atau Mati " selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih, maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga! "    Bung Tomo dengan gagahnya membakar semangat juang para tokoh pahlawan pemuda yang tidak terdata satu persatu siapa dan darimana berasal.    Merdeka atau mati itu semboyannya. Cita-cita Bangsa yang tidak murah harganya. Satu Nusa satu Bangsa yang merdeka.    Hari ini adalah milik kita!     Pun besok juga tetap milik kita!    Tidak satupun berhak merusak, menindas, bahkan mengganggu kemerdekaan ini!    Perjuangan ratusan tahun. Anak kehilangn orang tuanya, kakak kehilangan adiknya, suami kehilangan istrinya, pecinta kehilangan kekasihnya!    Rangkaian peristiwa dari Rengasdengklok, penjahitan bendera Merah-Putih, penyusunan naskan proklamasi hingga pada saatnya. 17 Agustus 1945, dengan gagah berani Sang Saka Merah-Putih berkibar lengkap dengan panji-panji

Puisi Elegi Rasa

Gambar
Elegi Rasa Sastra mengajarkanku Betapa indahnya sepi Yang terlukis damai sunyi Dan derasnya hujan Turun tanpa henti Hujan rindu!  Mungkin tidak semudah mengatakan Beratnya menahan rindu Tidak tertahan rasanya Mungkin lebih baik Tidur terlelap daripada dilanda rindu Tapi ternyata tidak!  Di tengah mimpi indahku Pun,, dia datang Rindu lagi,, rindu lagi Mencoba tidur lagi Mengigau dan bermimpi Lalu terbangun lagi Sampai aku bertanya Pada angin malam itu " Rasa macam apa ini? " Selalu, dan berulang-ulang Bertanya lagi dan lagi  Hingga lama kelamaan Aku terbiasa Terbiasa merindu Rindu yang tak tersampaikan Aku sadar tapi,,,  Aku mati rasa Elegi cinta Penuis : Wili Iriyanti

Puisi Awan Permen Kapas

Gambar
  Awan Permen Kapas Sore itu seperti biasa Di belakang rumah Bersadar, meneguk, menikmati Ditemani dia cangkir kopi Dan,,,, Kamu.  Duduk bersamaku Bercerita tentang semua  Peristiwa, kejadian yang terjadi Suka duka hari itu Awan permen kapas Dengan mega yang sedang bernyanyi Dalam langit senja yang merdu Tetaplah seperti ini Walau mungkin akan berbeda Kita masih berdua Dua cangkir kopi Dan,,  Tawa buah hati kita Meskipun tidak dengan langit yang sama Karya : Wili Iriyanti

Puisi Takdir Indah Tuhan

Gambar
  Takdir Indah Tuhan Aku Gadis yang terlahir di antara ramahnya manusia-manusia Singgah dikerumuni elok nan manisnya persinggahan Diselimuti oleh kasih sayang Sang Pencipta Disinari surya dan bulan yang tak kenal lelah Menjaga, merawat di siang dan malam Tuhan Cukupkah sujudku untuk semua ini? Sujud yang bahkan bisa terhitung lamanya dengan detik Yang sering kali dinodai oleh kotornya angan kefanaan Tuhan Cukupkah syukurku untuk segalanya? Peristiwa demi peristiwa penghias alur hidupku Yang tak terbilang walau ku bandingkan setara jumlah bintang Dengan ucapan hamdallah-ku yang sering kali tergesa Tuhan Wahai Tuhan penguasa alam Bimbinglah aku, raga dan jiwaku Agar dapat melangkah Menyusuri takdir indah dari-Mu Penulis : Wili Iriyanti

Puisi Bukan Gayaku

Gambar
Bukan Gayaku Satu,dua,tiga,empat,lima Aku yang berhitung sambil menutup mata Dengan segelas kopi panas yang mendingin terbiasa Dan aroma wangi malam yang harum menerpa Pergi kesana kemari menikmati perkotaan Mencari ketenangan diantara gedung bertingkat Memang bukan gayaku atau harapku Boleh dikatakan healing -ku berbeda Terkadang duduk termenung sendiri Terkadang berkumpul bersama kawan-kawan sebaya Terkadang berdongeng dan bernostalgia Dan tidak jarang pula sesuatu yang sangat sederhana Hanya dengan melihat fajar terbit dengan pesona Sang Surya Atau melihat senja yang candu merona Dan gemerlap bulan bintang yang menari-nari di langit malam Enam,tujuh,delapan,sembilan,sepuluh Aku terbangun dari mimpi indahku Yang memang tak semeriah mimpi orang lain Inilah aku, dan inilah gayaku Penulis : Wili Iriyanti  

Puisi Tak Sangka Menjadi Nyata

Gambar
Tak Sangka Menjadi Nyata Kau mengenalku, ku belum mengenalmu Setiap kau curi-curi pandang tuk melihatku Aku coba tuk membalas pandangmu itu Tapi kau terlihat malu semu saat ku coba membalas pandangmu Setiap bertemu, ku merasa kau memperhatikanku,  Meski belum tentu benar sangkaku itu Muncul tanya di dalam kepalaku Gerangan siapakah gadis ayu itu ? Kucoba bertanya dan bertanya perihal Dia Ku berbalik tertarik karena perangainya Bak nyiur yang melambai-lambai Bulan mulud, Saat itu ku coba ingin lebih mengenal Dia, Naskah pidatopun seakan-akan ku jadikan alibi tuk mengenalnya Tik tik tik ku ketik di gawaiku tuk menyapa dan bertanya Kata demi kata, bait demi bait ku dan kau saling berbalas Senyumku mekar saat membalas pesanmu Rasa bahagia akhirnya ku bisa mengenalmu, Tak sangka menjadi nyata. Penulis : Wahyudin  

Puisi Jingga Dalam Senja

Gambar
Jingga Dalam Senja Terbangun dari mimpi Ternyata dunia tidak seindah dulu lagi Tak habis-habis harapku gapai indah tuk kedua kali Tak lelah kakiku melangkah tuk gapai ambisi Hingga suatu ketika Saat ku lanjutkan langkahku Aku terhenti,tersentak,tubuhku kelu Namun yang pasti adalah Aku tak akan mundur sama sekali Hingga berkumandang keluh kesahku Hampir saja menyerah diri ini Ketika mencoba berdiri Dan akhirnya jatuh kembali Namun,, Seperti senja yang tak pernah berharap Semburat jingga untuk mendekapnya Aku yang tak pernah berharap Kamu datang ikut menahan beban beratku Tuhan yang maha pengasih Telah datangkan jingga dalam senja sebagai penyempurna Begitu pula dengan datangnya kamu, jinggaku Ke dalam hidupku, sebagai pelengkapku Jadilah kita jingga dalam senja Penulis : Wili Iriyanti