Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2022

Puisi Merdeka atau Mati

Gambar
  Merdeka atau Mati " selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih, maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga! "    Bung Tomo dengan gagahnya membakar semangat juang para tokoh pahlawan pemuda yang tidak terdata satu persatu siapa dan darimana berasal.    Merdeka atau mati itu semboyannya. Cita-cita Bangsa yang tidak murah harganya. Satu Nusa satu Bangsa yang merdeka.    Hari ini adalah milik kita!     Pun besok juga tetap milik kita!    Tidak satupun berhak merusak, menindas, bahkan mengganggu kemerdekaan ini!    Perjuangan ratusan tahun. Anak kehilangn orang tuanya, kakak kehilangan adiknya, suami kehilangan istrinya, pecinta kehilangan kekasihnya!    Rangkaian peristiwa dari Rengasdengklok, penjahitan bendera Merah-Putih, penyusunan naskan proklamasi hingga pada saatnya. 17 Agustus 1945, dengan gagah berani Sang Saka Merah-Putih berkibar lengkap dengan panji-panji

Puisi Elegi Rasa

Gambar
Elegi Rasa Sastra mengajarkanku Betapa indahnya sepi Yang terlukis damai sunyi Dan derasnya hujan Turun tanpa henti Hujan rindu!  Mungkin tidak semudah mengatakan Beratnya menahan rindu Tidak tertahan rasanya Mungkin lebih baik Tidur terlelap daripada dilanda rindu Tapi ternyata tidak!  Di tengah mimpi indahku Pun,, dia datang Rindu lagi,, rindu lagi Mencoba tidur lagi Mengigau dan bermimpi Lalu terbangun lagi Sampai aku bertanya Pada angin malam itu " Rasa macam apa ini? " Selalu, dan berulang-ulang Bertanya lagi dan lagi  Hingga lama kelamaan Aku terbiasa Terbiasa merindu Rindu yang tak tersampaikan Aku sadar tapi,,,  Aku mati rasa Elegi cinta Penuis : Wili Iriyanti

Puisi Awan Permen Kapas

Gambar
  Awan Permen Kapas Sore itu seperti biasa Di belakang rumah Bersadar, meneguk, menikmati Ditemani dia cangkir kopi Dan,,,, Kamu.  Duduk bersamaku Bercerita tentang semua  Peristiwa, kejadian yang terjadi Suka duka hari itu Awan permen kapas Dengan mega yang sedang bernyanyi Dalam langit senja yang merdu Tetaplah seperti ini Walau mungkin akan berbeda Kita masih berdua Dua cangkir kopi Dan,,  Tawa buah hati kita Meskipun tidak dengan langit yang sama Karya : Wili Iriyanti