Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2022

Puisi Takdir Indah Tuhan

Gambar
  Takdir Indah Tuhan Aku Gadis yang terlahir di antara ramahnya manusia-manusia Singgah dikerumuni elok nan manisnya persinggahan Diselimuti oleh kasih sayang Sang Pencipta Disinari surya dan bulan yang tak kenal lelah Menjaga, merawat di siang dan malam Tuhan Cukupkah sujudku untuk semua ini? Sujud yang bahkan bisa terhitung lamanya dengan detik Yang sering kali dinodai oleh kotornya angan kefanaan Tuhan Cukupkah syukurku untuk segalanya? Peristiwa demi peristiwa penghias alur hidupku Yang tak terbilang walau ku bandingkan setara jumlah bintang Dengan ucapan hamdallah-ku yang sering kali tergesa Tuhan Wahai Tuhan penguasa alam Bimbinglah aku, raga dan jiwaku Agar dapat melangkah Menyusuri takdir indah dari-Mu Penulis : Wili Iriyanti

Puisi Bukan Gayaku

Gambar
Bukan Gayaku Satu,dua,tiga,empat,lima Aku yang berhitung sambil menutup mata Dengan segelas kopi panas yang mendingin terbiasa Dan aroma wangi malam yang harum menerpa Pergi kesana kemari menikmati perkotaan Mencari ketenangan diantara gedung bertingkat Memang bukan gayaku atau harapku Boleh dikatakan healing -ku berbeda Terkadang duduk termenung sendiri Terkadang berkumpul bersama kawan-kawan sebaya Terkadang berdongeng dan bernostalgia Dan tidak jarang pula sesuatu yang sangat sederhana Hanya dengan melihat fajar terbit dengan pesona Sang Surya Atau melihat senja yang candu merona Dan gemerlap bulan bintang yang menari-nari di langit malam Enam,tujuh,delapan,sembilan,sepuluh Aku terbangun dari mimpi indahku Yang memang tak semeriah mimpi orang lain Inilah aku, dan inilah gayaku Penulis : Wili Iriyanti  

Puisi Tak Sangka Menjadi Nyata

Gambar
Tak Sangka Menjadi Nyata Kau mengenalku, ku belum mengenalmu Setiap kau curi-curi pandang tuk melihatku Aku coba tuk membalas pandangmu itu Tapi kau terlihat malu semu saat ku coba membalas pandangmu Setiap bertemu, ku merasa kau memperhatikanku,  Meski belum tentu benar sangkaku itu Muncul tanya di dalam kepalaku Gerangan siapakah gadis ayu itu ? Kucoba bertanya dan bertanya perihal Dia Ku berbalik tertarik karena perangainya Bak nyiur yang melambai-lambai Bulan mulud, Saat itu ku coba ingin lebih mengenal Dia, Naskah pidatopun seakan-akan ku jadikan alibi tuk mengenalnya Tik tik tik ku ketik di gawaiku tuk menyapa dan bertanya Kata demi kata, bait demi bait ku dan kau saling berbalas Senyumku mekar saat membalas pesanmu Rasa bahagia akhirnya ku bisa mengenalmu, Tak sangka menjadi nyata. Penulis : Wahyudin  

Puisi Jingga Dalam Senja

Gambar
Jingga Dalam Senja Terbangun dari mimpi Ternyata dunia tidak seindah dulu lagi Tak habis-habis harapku gapai indah tuk kedua kali Tak lelah kakiku melangkah tuk gapai ambisi Hingga suatu ketika Saat ku lanjutkan langkahku Aku terhenti,tersentak,tubuhku kelu Namun yang pasti adalah Aku tak akan mundur sama sekali Hingga berkumandang keluh kesahku Hampir saja menyerah diri ini Ketika mencoba berdiri Dan akhirnya jatuh kembali Namun,, Seperti senja yang tak pernah berharap Semburat jingga untuk mendekapnya Aku yang tak pernah berharap Kamu datang ikut menahan beban beratku Tuhan yang maha pengasih Telah datangkan jingga dalam senja sebagai penyempurna Begitu pula dengan datangnya kamu, jinggaku Ke dalam hidupku, sebagai pelengkapku Jadilah kita jingga dalam senja Penulis : Wili Iriyanti  

Puisi Nairem

Gambar
  Nairem Wong ngawula ing ratu luwih pakewuh Wora kana minggrang-minggramg Kudu manteb sartanipun Setya tuhu maring Gusti Di tun miturut sapakon Nairem,, Sebuah nama yang tidak dicatat sejarah Namun, selalu membuat sejarah Nairem,, Telah menjadi saksi ketersiksaan Tervonis menjadi daun jati  Yang digugurkan saat kemarau tiba Nairem,, Tepat 07 November 1818 Kaki tangannya terbelenggu  Terikat rantai besi kafirin Sautas senyum dikala datang titimangsa Detik menit berlalu Suara lirih pedih tak terlupakan Nairem terbang bagai burung menuju Bintang Jauhar Daun jati itu gugur sebagai mujahid Di tanah Cirebon sebagai saksi Mung siro kelawan ingsun, Matiyo mungging suwargo Penulis : Wili Iriyanti

Puisi Karunia

Gambar
Karunia Semuanya diberi secara cuma-cuma Kepada kita yang bukan apa-apa Hanya mengutip, merangkai kata-kata dan kita lupa kefanaan segalanya Illahi mencurahkan hujan Namun kita buat longsor dimana-mana Illahi menutup keburukan  Namun kita buka jeleknya raga Illahi mengkaruniakan  Meskipun kita rusak karunia-Nya Kita bukan siapa-siapa Kita bukan apa-apa Akan tetapi maha pengasih  Berikan cintanya secara cuma-cuma Akan tetapi maha adil Menegakan keadilan tak berat sebelah Jangan membangun dinding Ditempat yang seharusnya dibangun jembatan, menjaga karunia-Nya Penulis : Wili Iriyanti